STRUCTURALIST PERSPECTIVE




Hasil gambar untuk organisasi



I.1 PENDAHULUAN

Secara umum, penerapan Teknologi Informasi(TI) perlu dilakukan dan dikelola dengan baik agar dapat memenuhi objektif utamanya, yaitu:
-Pengembangan TI yang selaras dengan strategisorganisasi.
-TI yang dapat memberikan nilai (value) optimalsesuai dengan yang diharapkan.
-Sumber daya TI dapat dikelola dengan baik danbertanggung jawab.
-Risiko yang ditimbulkan dengan penerapan TIdapat dikelola dan diminimalkan sampai padatingkatan yang dapat diterima.Untuk mencapai objektif utama penerapan TItersebut, maka suatu organisasi memerlukanPerencanaan TI yang komprehensif sebagai pedomanutama dalam pengembangan TI. Salah satu aspekpenting dalam perencanaan TI adalah penyusunanstruktur organisasi TI yang sesuai dengan kebutuhanorganisasi. Melalui struktur organisasi yang tepat,para personil TI dapat menjalankan peran dantanggung jawabnya secara memadai untukmenangani semua proses TI yang dibutuhkan


I.2 PEMBAHASAN

Konsep ini merupakan hasil kajian dari Aston School dimana mereka memfokuskan studinya pada pencarian aspek-aspek yang mempengaruhi struktur dan perilaku manusia dalam berorganisasi. Berbeda dengan sociotechnical perspective yang berpegang pada penggabungan unsur teknis dengan sumber daya manusia, structuralist perspective menemukan adanya sejumlah elemen penting lainnya yang saling mempengaruhi perilaku dalam berorganisasi. Keempat elemen penting yang dimaksud adalah: konteks, struktur organisasi, kinerja, dan perilaku organisasi. Konteks merupakan faktor makro yang memberikan ciri khusus pada sebuah organisasi. Contohnya adalah sebuah perusahaan yang karakteristiknya akan sangat ditentukan oleh hal-hal semacam: tipe industri, kompleksitas bisnis, strukturmarket, ruang lingkup usaha, nature of products and services, perkembangan teknologi, barrier to entry, situasi kompetisi, dan lain sebagainya. Dalam mengatasi konteks makro tersebutlhan maka perusahaan membentuk sebuah struktur organisasi berdasarkan sejumlah aspek terkait dengan hal-hal sebagai berikut: pembagian divisi berdasarkan spesialiasi, pemberlakukan standarisasi, bentuk formaliasi komunikasi dan prosedur, struktur sentraliasi atau desentraslisasi, dan lain sebagainya. Dibentuknya struktur tersebut adalah untuk memudahkan tercapainya visi, misi, dan obyektif yang telah dicanangkan, dimana keseluruhannya akan diukur melalui sejumlah indikator kinerja, seperti: produktivitas, profitabilitas, kemampuan beradaptasi, good corporate governance, dan lain sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa struktur organisasi memiliki keterkaitan timbal balik yang sangat erat dengan perilaku organisasi karena di dalamnya akan mengandung baik secara implisitmaupun eksplisit hal-hal semacam: struktur pengaruh dan kekuasaan, pola interaksi dan pelaporan, batasan pekerjaan dan tanggung jawab, dan lain sebagainya.




I.3 PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, kesimpulan yang diperoleh adalah Kerangka Kerja yang dapat digunakan untuk membantu dalam merumuskan Struktur Organisasi TI secara lebih sistematis dan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Hal ini tentunya akan berdampak pada kemampuan personil TI dalam mengelola sumberdaya TI pada organisasi.
Ke depannya, tentunya hasil analisis ini perlu diuji secara langsung di lapangan, apakah struktur organisasi TI yang diusulkan bisa memenuhikebutuhan TI yang ada. 
Evaluasi terhadap struktur organisasi TI perlu dilakukan karena memungkinkan terjadinya perubahan kebutuhan TI di organisasi.


Sumber : 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian,Manfaat dan Analisis SWOT

Agile Development Methods